Jakarta --- Indonesia
menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan menteri-menteri kebudayaan
se-Asia dan Eropa kelima (The 5th Asia-Europe Meeting Culture Ministers
Meeting). Sebanyak 140 delegasi teridiri atas para menteri kebudayaan,
wakil menteri, duta besar dan pejabat senior dari negara-negara Asia dan
Eropa menghadiri pertemuan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada
17-20 September 2012.
Tema pertemuan adalah ‘Managing Heritage Cities
for A Sustainable Future’ (Mengelola Kota Sejarah
Demi Masa Depan Berkelanjutan).
Demi Masa Depan Berkelanjutan).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Mohammad Nuh menyampaikan, adalah sangat penting untuk mengelola kota
warisan budaya untuk masa depan yang berkelanjutan. Menurut dia, bukan
hanya karena keindahan atau kemegahannya yang patut menjadi kebanggaan
generasi yang akan datang. "Hal yang paling penting terkait dengan
pengelolaan kota warisan budaya adalah untuk menanamkan pemahaman
tentang kondisi yang dapat membuat peradaban puncak, " katanya pada
pembukaan acara di Hotel Hyatt Regency Yogyakarta, Selasa (18/09/2012).
Mendikbud menyampaikan, masa depan yang
berkelanjutan adalah lebih dari masa depan warisan budaya itu sendiri.
Hal ini, kata Mendikbud, adalah untuk melestarikan peradaban dan dalam
banyak hal adalah untuk menghidupkan kembali peradaban yang telah hilang
atau memperbaiki peradaban yang terdegradasi. " Kita perlu mengambil
pelajaran dari kesuksesan nenek moyang kita melalui warisan-warisan
mereka," katanya.
Mendikbud menyebutkan, jumlah penduduk di Asia dan
Eropa sebanyak empat miliar dan merupakan 60 persen dari populasi
penduduk dunia. Forum ini, kata Mendikbud, merupakan media terbaik untuk
mempromosikan peradaban konvergensi dalam skala luas karena meliputi
Asia dan Eropa, serta mewakili keragaman peradaban yang paling tua dan
paling besar.
Terdapat empat subtema dalam pertemuan ini.
Pertama, memperkuat pemerintahan yang baik tentang kota bersejarah.
Kedua, melestarikan lansekap bersejarah urban dalam merespon tantangan
bencana. Ketiga, kota bersejarah sebagai pencipta ekonomi kreatif.
"Bukan sekedar untuk dilindungi, tetapi bagaimana mengkaitkannya dengan
sektor ekonomi," kata Mendikbud. Adapun subtema keempat adalah promosi
kota bersejarah untuk membangun saling pengertian antarbudaya. (PIH). sumber dari http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/675
Pendidikan Indonesia Ada di Peringkat ke-69
Pendidikan menjadi pondasi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana untuk membentuk generasi penerus bangsa. Semakin maju kualitas pendidikan semakin maju pula negara tersebut. Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun karakter bangsa dan faktor untuk menggerakkan perekonomian suatu bangsa. Pendidikan adalah sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait. Kemajuan pendidikan tidak terlepas dari peran semua elemen masyarakat.
Pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata baik. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2011, menyebutkan pendidikan Indonesia masih tertinggal. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh UNESCO, yang dikeluarkan setiap tahun yang berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, pendidikan Indonesia ada di peringkat ke-69.
Perkembangan pendidikan Indonesia masih kalah bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Indonesia yang ada di posisi ke-69 berdasarkan Education Development Index (EDI), kalah dengan negara tetangga, yaitu Brunei yang ada di peringkat ke-34 dan Malaysia di peringkat ke-65.
Tidak meratanya pendidikan juga mengakibatkan kualitas masyarakat Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Padahal pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun karakter bangsa dan faktor untuk menggerakkan perekonomian suatu bangsa.
Selain tidak meratanya pendidikan, akses pendidikan di Indonesia juga perlu mendapat perhatian, lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Sementara dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar terdapat lebih dari 54 persen guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19 persen bangunan sekolah dalam kondisi perlu diperbaiki.
Untuk memajukan pendidikan tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja, semua elemen masyarakat harus ikut bergerak untuk memperbaiki kuliatas pendidikan. Semakin besar kesempatan masyarakat Indonesia dapat mendapatkan pendidikan berkualitas, akan mampu mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi serta mampu menjawab tantangan global.
Sumber: Kompas
Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/09/pendidikan-indonesia-ada-di-peringkat.html#ixzz26nA2ZWA4
Pendidikan Indonesia Ada di Peringkat ke-69
Pendidikan menjadi pondasi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana untuk membentuk generasi penerus bangsa. Semakin maju kualitas pendidikan semakin maju pula negara tersebut. Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun karakter bangsa dan faktor untuk menggerakkan perekonomian suatu bangsa. Pendidikan adalah sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait. Kemajuan pendidikan tidak terlepas dari peran semua elemen masyarakat.
Pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata baik. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2011, menyebutkan pendidikan Indonesia masih tertinggal. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh UNESCO, yang dikeluarkan setiap tahun yang berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, pendidikan Indonesia ada di peringkat ke-69.
Perkembangan pendidikan Indonesia masih kalah bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Indonesia yang ada di posisi ke-69 berdasarkan Education Development Index (EDI), kalah dengan negara tetangga, yaitu Brunei yang ada di peringkat ke-34 dan Malaysia di peringkat ke-65.
Tidak meratanya pendidikan juga mengakibatkan kualitas masyarakat Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Padahal pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun karakter bangsa dan faktor untuk menggerakkan perekonomian suatu bangsa.
Selain tidak meratanya pendidikan, akses pendidikan di Indonesia juga perlu mendapat perhatian, lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Sementara dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar terdapat lebih dari 54 persen guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19 persen bangunan sekolah dalam kondisi perlu diperbaiki.
Untuk memajukan pendidikan tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja, semua elemen masyarakat harus ikut bergerak untuk memperbaiki kuliatas pendidikan. Semakin besar kesempatan masyarakat Indonesia dapat mendapatkan pendidikan berkualitas, akan mampu mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi serta mampu menjawab tantangan global.
Sumber: Kompas
Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/09/pendidikan-indonesia-ada-di-peringkat.html#ixzz26nA2ZWA4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar